Dear diary,
hari ini aku terlambat masuk sekolah... lagi. Bu Ema menyuruhku menyanyi di
depan kelas. Hufft… andai aku bisa naik mobil bersama Kak Sista ke sekolah. Aku
tidak akan terlambat.
Dalam dongeng,
Cinderella yang malang pada akhirnya bahagia selamanya. Setelah tidak
dimanusiawikan oleh Mama tiri dan kakak tirinya, dia akhirnya bertemu dengan
pangeran tampan. Pangeran yang akan membawanya ke dunia lain, yang penuh dengan
kebahagiaan dan cinta…
Tapi aku bukan
Cinderella. Aku masih punya ayah. Dan aku yakin, sebenarnya Mama dan Kak Sista
adalah orang yang baik.
5 Januari
Dear diary,
lagi-lagi aku terlambat masuk sekolah. Aku sudah berlari sekuat tenaga, tapi
jarak sekolah sangat jauh. Setiap pagi, Mama juga menyuruhku menyiapkan sarapan
dan membereskan rumah. Mama juga menyuruhku menyiapkan air hangat untuk Kak
Sista. Walau Mama bicara dengan baik-baik, tapi aku merasa ini semua tidak
adil!
Aku tahu
aku emang gak boleh egois. Ayah bekerja di luar kota agar bisa memberikan kami
makan. Tapi aku benar-benar merindukanmu, yah. Sama seperti merindukan ibu.
Ibu, aku
benar-benar merindukanmu… kenapa kau pergi begitu cepat?
Hari ini, dia tersenyum
mendengar lagu yang kunyanyikan di depan kelas gara-gara telat... Senyum sejuta
watt khasnya Bintang. ^_^
Tapi masih
banyak cewek yang mungkin perasaannya sama denganku. Jika Bintang memilih orang
lain, tidak apa-apa sihh. Sudah 1000 kali aku mengalah, jadi aku sudah terbiasa
dengan perasaan ini.
10 Januari
Dear diary…
Mama dan Kak Sista begitu kejam padaku!! Dengan mudahnya Mama bilang goblok,
walau sederhana tapi membekas di hati. Padahal aku sudah berjuang sekuat tenaga
untuk selalu juara 1. PR Kak Sista seringkali aku yang mengerjakan. Apa salahku
sehingga Mama selalu mengatakan aku anak yang goblok?
Ry, cuma kamu
dan Hanum yang bisa jadi teman curhat aku. Andai kamu bisa bicara, ry. Aku
ingin mendengar jawabanmu atas semua curahan hatiku ini.
12 Januari
Dear diary...
hari ini bakal kuinget banget seumur hidup!! Bintang baik banget tadi pagi, dia
nolongin aku gara-gara telat, aku lari-lari ke sekolah dan sepatu aku lepas pas
nyebrang jalan. Pas itu udah lampu hijau, mobil-mobil udah lalu lalang. Terus
kebetulan Bintang keluar dari mobilnya dan dia memungut sepatuku!
Dia manggil
namaku, dia minta aku naik mobilnya bareng, di mobil dia mengembalikan sepatuku
dan kami berangkat bersama. So sweet banget... Seperti pangeran tampan
menjemput sang putri di atas kereta kudanya. Atau sang pangeran menemukan cinta
sejatinya Cinderella lewat sebuah sepatu? Kata Hanum, hari itu bola mataku
berubah bentuk jadi love. Tapi aku gak percaya. Tetep bulet koq...
Hari ini juga
adalah hari paling bahagia buat aku. Hari ini ayah pulang dari luar kota. Ayah
memelukku erat bangett... Ingin rasanya aku katakan kepada ayah tentang semua
perlakuan ibu, tapi aku tidak ingin ayah khawatir. Aku gak mau ayah terlalu
khawatir dan sedih. Aku ingin ayah tetap bahagia dengan wanita yang dicintainya
ini.
13 Januari
Masih membekas
di ingatanku hangatnya ciuman di keningku itu. Hangatnya ciuman ayah ketika aku
berpura-pura tidur.
“Laila, kamu
belum tidur?” Ayah kaget ketika aku menyambarnya dengan satu pelukan. Air mata
luruh bagai daun yang berguguran, menganak sungai di tebing mataku. Ayah
bertanya kenapa, tapi tidak kujawab. Ayah bertanya lagi, tapi tidak kujawab.
Aku hanya membiarkan buliran-buliran bening itu membasahi piyamanya.
Tetaplah di
rumah, yah. Tetaplah bersamaku agar Mama tidak lagi menyuruhku ini itu. Agar
Mama bisa berlaku selayaknya seorang ibu. Agar Mama bisa menganggapku sama
dengan Kak Sista. Karena cuman di depan ayah, Mama seperti itu.
14 Januari
Dear diary…
Hari ini ayah
pergi lagi ke luar kota. Ayah memang sibuk sekali, tapi kata ayah, ayah cuman
akan pergi sebentar. Tidak seperti ke Bandung kemarin yang berminggu-minggu,
kali ini ayah cuma satu hari. Aku harap ayah menepati janji.
Aku gak mau
pulang ke rumah. Ibu dan Kak Sista pasti akan menyuruhku ini dan itu. Huh! Jadi
aku ikut Hanum kemanapun dia membawaku pergi. Asal bukan pulang ke rumah.
Hanum ternyata
pergi ke suatu perkumpulan. Dia menyebutnya halaqoh. Semua orang di halaqoh
memakai jilbab, cuma aku yang enggak. Aku merasa gak enakan, tapi mereka sangat
ramah kepadaku. Lama kelamaan aku betah juga karena mereka semua hangat.
16 Januari
Setiap sudut
rumah hanya ada bayangan ayah. Sosok ayah yang sulit dilupakan. Dimana-mana
ayah! Ayah! Ayah!
Tuhan… kenapa
Engkau mengambilnya dariku? Kenapa kau membuatnya kecelakaan malam itu? Engkau
tidak adil! Seharusnya Engkau mengambil orang-orang seperti Mama dan Kak Sista
saja, agar tidak ada lagi orang jahat seperti mereka di dunia ini.
20 Januari
Tuhan… kenapa
kau tidak mencabut nyawaku saja? Aku tidak tahan dengan semua perlakuan ibu dan
Kak Sista kepadaku yang semakin menjadi. Apa mereka manusia? Dan apakah aku
bukan manusia???
Tuhan… kumohon
ambillah nyawaku sekarang!! Biar aku bisa bertemu dengan ibu dan ayahku di
surga. Biar aku bisa meninggalkan dunia dimana aku terjebak sekarang.
Bukankah Engkau
Maha Pengasih?
Engkau bilang
Kau tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya, tapi sepertinya
itu tidak berlaku untukku.
21 Januari
Setiap hari
senin, aku pergi halaqoh bersama Hanum ke rumah Ustadzah Anna. Sebenarnya aku
rada malas dengan aktivitas dakwah seperti ini, cuman aku bisa kabur dari rumah
untuk sementara.
“Besok-besok
kau pakai jilbab, ya?” Pertanyaan Ustadzah Anna tadi cuma kubalas dengan
anggukan. Entahlah, aku belum siap berjilbab. Andai Ustadzah Anna tahu, kalau
aku ikut halaqoh hanya untuk pelarian.
24 Januari
Kelopak mataku
terbuka, dan kulihat Hanum dan Ustadzah Anna berdiri di sampingku yang terkulai
atas kasur Puskesmas. Tubuhku rasanya dicincang-cincang. Sakiit… sekali… Kata
Hanum aku pingsan di jalan.
Hari itu aku
tahu kalau ternyata Ustadzah Anna adalah seorang dokter. Dia tahu semua yang
terjadi padaku dari bekas luka-luka di tubuhku. Aku mengangguk kecil dan
Ustadzah Anna terlihat terdiam saat itu. Dan terjadilah percakapan yang takkan
kulupakan di hari ini. Perkataan yang membuatku sadar.
“Kau tidak sendiri, Laila. Ada ibu dan Hanum, seharusnya kau cerita. Jangan
simpan masalah ini sendiri.” Itu kata Ustadzah Anna. Tapi saat itu yang aku
rasakan, aku hanya ingin mati. Aku sangat ingin bertemu dengan ayah dan ibuku.
Tapi kulihat wajah Ustadzah Anna merah padam. Belum pernah aku melihatnya
seperti itu.
“Jika Allah
memberimu ujian yang sangat berat dibanding orang lain, itu karena Allah
percaya pada kemampuanmu. Laila, ingatlah, semua ini pasti ada hasil manisnya.
Kau tahu? Emas tidak akan dapat dimurnikan tanpa api. Semua itu ada proses.
Masalahnya adalah, kau ikhlas atau tidak menerima semua cobaan ini.”
Ustadzah Anna
benar. Aku tidak boleh putus asa. Jika Allah saja percaya pada kemampuanku!!
kenapa aku tidak? Ustadzah Anna juga bilang bahwa emas tidak akan dimurnikan
tanpa api. Dan aku adalah emas itu! Sudah lama aku tidak dapat pujian, tapi
mendengar pujian dari Bu Anna, entah kenapa aku sangat senang.
28 Januari
Hari ini
halaqoh lagi, dan ngomong-ngomong aku mulai betah di rumah Ustadzah Anna.
Rasanya aku mau lama-lama di rumahnya saja.
Oia ry, hari
ini pertama kalinya aku pakai jilbab. Wajahku yang bundar lucu sekali pakai
jilbab putih itu. Mulai hari ini aku bertekad tidak akan melepasnya.
Mama dan Kak
Sista menertawakanku memakai jilbab. Aku tidak peduli. Aku juga tidak akan
menyimpan kebencian pada mereka. Karena aku ingin menjadi emas yang akan tetap
menjadi emas walau diceburkan di comberan.
4 Februari
Dear diary…
10 hari lagi
valentine. Ustadzah Anna menyampaikan kepada kami kalau merayakan valentine itu
haram hukumnya. Katanya, valentine itu budaya orang barat merayakan kematian
pendeta yang menghalalkan zina. Naudzubillah…
Ya Allah,
bukakanlah pintu taufik-Mu seluas-luasnya…
Sungguh, hamba
tidak ingin terjebak oleh indahnya nikmat dunia yang sementara.
6 Februari
Mama marah
besar dengan Kak Sista. Aku tidak tahu penyebabnya apa, namun, saking marahnya
mama bahkan mengurung Kak Sista di gudang.
Aku ingin
membuka pintu gudang itu. Tapi aku takut Mama marah dan Kak Sista marah. Selalu
saja apa yang aku lakukan dipandang salah oleh mereka. Aku rasa mama pasti akan
membukanya nanti. Jadi aku pergi saja ke sekolah.
Ternyata tidak.
Sudah malam, tapi Mama gak juga membuka pintu gudang. Kak Sista pasti menggigil
di gudang karena ventilasi udara yang terbuka lebar dengan udara luar. Kak
Sista juga pasti kelaparan, dia belum makan apa-apa sejak tadi pagi. Jadi aku
buka saja pintu gudang setelah ibu tidur dan setelah aku memasak sup untuk Kak
Sista.
Benar kan,
selalu saja di depan Kak Sista aku salah. Aku hanya tidak ingin dia sakit
karena lapar, tapi Kak Sista marah-marah. Kak Sista membentak dan berteriak dia
tidak suka dikasihani. Setelah itu ia menyuruhku pergi. Astaghfirullah…
Ya Allah, aku
ingin banget bahagia… tapi aku gak akan bisa bahagia dengan tidak memaafkan
orang lain.
Semoga Allah membukakan
hidayah untuk Kak Sista… biar dia gak marah-marah lagi.
8 Februari
Kak Sista
berubah!
Allah
mengabulkan doaku lebih cepat dari yang aku duga. Hari ini pertama kalinya aku
naik mobil ke sekolah bersama Kak Sista walau tanpa sepengetahuan ibu sih. Walau
Kak Sista masih rada jutek, tapi aku tahu Kak Sista sudah berubah banyak.
Bukan cuman itu
aja, hari ini juga Kak Sista membagi payungnya bersamaku sewaktu hujan turun
sepulang sekolah. Kami pulang bersama.
Ya Allah…,
terimakasih telah mengabulkan doaku.
Makasiih…
banget.
12 Februari
Hari ini aku
berangkat halaqoh lagi. Seneng banget deh, karena yang dibahas sekarang tentang
virus merah jambu. Cinta-cintaan gitu…
Aku jadi
teringat cintaku kepada Bintang.
Dan materi
halaqoh kali ini benar-benar mengubah pandanganku. Entahlah, aku merasa menjadi
lebih lega karena aku tidak resah lagi tiap hari memikirkannya. Maha Suci Allah
yang telah menciptakan aturan-aturanNya agar aku tidak terjerumus ke dalam
neraka.
Ustadzah Anna
bilang, kalau cinta itu fitrah. Hanya saja ada yang memupuk perasaan cinta itu
sehingga menggeser cintanya kepada Allah. Tapi ada juga yang menahan nafsu yang
merongrong, dan mencoba mengarahkan cintanya sehingga dia hanya kagum atas
indah penciptaan makhluk-Nya. Dan kita harus jadi yang kedua.
13 Februari
Besok valentine
nih. Temen-temenku di kelas sekarang sibuk beli coklat sana-sini. Rumor yang
menyebar kalau Bintang lah yang bakal dapat coklat paling banyak dari
cewek-cewek. Aku lihat Bintang, dia sih jaim-jaim aja. Emang sifatnya gitu.
Aku suka sih
sama Bintang, hmmm... andai jodoh ya Ry. Tapi Bintang punya banyak kekurangan
dan aku gak mau rasa sukaku membutakanku dari itu.
Ya Allah...
kutitipin hatiku pada-Mu, biar bisa Engkau jaga. Aku ingin memagari hatiku
dengan duri-duri tajam agar tetap bersih untuk pangeranku nanti.
14 Februari
Aku pasti tidak
ingat kalau hari ini hari valentine kecuali kejadian besar yang terjadi di
sekolah. Diary, kemarin aku menulis kamu di kelas dan tertinggal di kolong
meja. Aku kaget banget pas melihat ternyata kamu gak ada di kolong mejaku
sampai akhirnya Bintang mengembalikan kamu.
Mukaku pasti
merah banget...!!!
Rasanya
jantungku mau copot saat itu juga. Dia membacamu? Berarti dia tahu semua
tentang dia yang kutulis di kamu!!! Kata Bintang semua orang punya rasa
penasaran, jadi wajar dia baca. Aku kesel banget Ry! T_T
Tapi Ry... ada
sesuatu yang buat aku kagum. Kesel sih dia baca gak bilang-bilang, tapi
kayaknya dia tobat deh abis baca kamu. Kata Agung, tadinya Bintang mau naro
coklat ke meja aku (Tapi aku takkan terpedaya!) terus dia baca kamu Ry, dan gak
jadi ngasih coklatnya. Bagus deh bagus... setidaknya dia tahu cara menghormati
orang lain.
Tapi ry... apa
itu artinya Bintang selama ini suka sama aku?? Dia dapat banyak banget coklat
dari teman-temanku yang lain, tapi malah aku yang dia kasih coklat. Jika benar,
Ya Allah, mudah-mudahan... Engkau menjaga kami selalu di bawah naungan-Mu, dan
agar kami tidak saling menyalahkan di akhirat nanti. Tapi jika semua ini hanya
delusi, maka Ya Allah, jangan jadikan hatiku mudah kegeeran. Kutitipkan hati
ini kepada-Mu Ya Allah, jaga ya Ya Allah...
Malam merangkak
naik. Pelupuk mataku terasa berat. Aku ingin tidur dulu nih, Ri. Siap
menyongsong hari esok yang masih penuh dengan misteri.
Selamat malam*
Buku usang penuh
debu itu kututup. Aku menemukannya tersimpan rapi di sebuah kotak di gudang.
Sudah 8 tahun yang lalu... betapa kekanak-kanakannya aku saat itu.
Tentang
Bintang, semenjak hari itu dia mulai jaga jarak denganku.Tidak seperti Bintang
yang kukenal, dia hanya bicara seadanya padaku. Dia mungkin sangat kecewa waktu
itu. Tapi prestasinya tetap gemilang seperti namanya, Bintang tetap menjadi
juara umum. Dan kutahu dia sekarang baru saja menyelesaikan studi S-2 nya di
ITB.
Bintang... nama
itu masih saja terukir indah dalam hati. Tapi tidak seperti dulu, kini aku
mencintainya karena Allah. Saat di kampus, Bintang lah yang menjadi ketua
Lembaga Dakwah Kampus dan Aktivis Dakwah Kampus. Dia halaqoh sama sepertiku dan
dia orang yang sangat soleh. Dia juga selalu mematuhi rambu-rambu pergaulan
antara laki-laki dan perempuan bukan mahram. Terkadang membuatku bertanya
adakah nama yang terukir indah dalam hatinya?
“Laila....” itu
suara mama. Aku pun beranjak bangkit dan menghampiri mama. Walaupun dulu dia
sangat jahat, tapi kini dia sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Entah
kapan... aku tidak ingat sejak kapan mama menjadi sangat baik. Pasti sudah
bertahun-tahun yang lalu.
“Ada
apa?” tanyaku menghampirinya.
“Ini
undangannya.” Mama menyerahkan secarik kertas tebal berwarna hitam dengan tinta
emas. Itu undangan resepsi pernikahan Bintang. Namanya tertulis jelas disitu
dan namakulah yang bersanding dengan namanya di undangan tersebut. Walaupun aku
hanya wanita biasa, tapi aku sangaaat bahagia. Aku adalah wanita paling bahagia
di dunia, bahkan lebih bahagia daripada Cinderella saat menemukan cinta
sejatinya.
END
END
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
silakan bila anda yang pingin komentar, tetapi tolong pakai bahasa yang sopan